Minggu, Desember 07, 2014

Yang Muda Yang Berani Beda

Bismillah….
Robbishrohlii shodrii wa yassir lii amrii
Berawal dari share teman tentang acara berikut:
___________
[ Yang Muda Berani Beda : Kisah Sukses Dua Remaja ]
Menjadi remaja di jaman ini tidaklah mudah. Menjadi orang tua remaja pun penuh tantangan.
Rutinitas harian yang padat, tuntutan sekolah bahkan orang tua yang tinggi, beban sekolah yang berat, tekanan teman sebaya yang keras, era sosmed yang penuh distraksi.
Pendampingan yang kurang tepat dari orang tua dapat membuat mereka menjadi BLAST (Bored, Lonely, Afraid Angry, Stress, Tired). Generasi BLAST mudah terjangkit budaya kekerasan, bullying, arus pornografi.

Ayo kita ubah BLAST menjadi BEST:
- memegang prinsip Dan berperilaku sesuai prinsip (Behave)
- empati tinggi pads sesama (Empathic)
- cerdas mencari cara mengoptimalkan kekuatannya (Smart)
- tangguh menghadapi tantangan (Tough)

Dua remaja ini secara sadar memilih sikap BEST

1. Andri Rizki Putra, menolak ikut kecurangan UN, lalu memilih belajar sendiri, masuk FH UI, dan lulus cum laude. Kemudian membuat Yayasan yang menyelenggarakan sekolah gratis bagi anak putus sekolah.

2. Enes Kusuma, memilih belajar di rumah, lalu merantau kuliah dengan beasiswa yang dicari sendiri, lulus S1 di usia 18 tahun, mendapat penghargaan, dan mendirikan The Bright Bride.

Bagaimana kisah mereka ? Bagaimana pendidikan karakter dari orang tuanya ?
Yuk simak success story dari dua remaja ini:
> > >
Sabtu, 6 Desember 2014
9.00 - 15.00 WIB
Gedung PKK Pemprov Jateng, Jl. Sriwijaya No. 29 (samping Gd. Wanita) Semarang
HTM
Sebelum Hari H : Rp. 50.000
On the spot : Rp. 75.000
*note: harga ON THE SPOT lebih tinggi dan tersedia Kids Corner untuk anak usia > 2th (Rp. 10.000/anak)
Mari selamatkan generasi emas Indonesia. Semua orang BISA melakukannya. Every child needs a hero, are you one of those heroes?

Organized by :
Komunitas HS Muslim Nusantara, SEMAI 2045, Pojok Pendidikan, Komunitas The Bright Bride.
_______________
Point penting Seminar “Yang Muda Yang Berani Beda” dengan pembicara “Enes Kusuma” dan “Andri Rizki Putra”:
- Enes Kusuma dan Andri Rizki Putra adalah 2 contoh generasi BEST yang punya segudang prestasi. Enes sekarang punya "The Bright Bride" dan Rizki punya "Yayasan Pemimpin anak Bangsa (YPAB)".  Bagi yang belum kenal bisa google saja, karena pasti mbah Google tau banyak :D

Enes Kusuma

  • Hal yang paling penting dalam pendidikan adalah PENDIDIKAN KARAKTER!
  • Prinsip orangtua Enes Kusuma adalah selama anak usia 0-12 tahun, anak harus dipegang orangtua à menurut saya pribadi ini sulit. Mengingat pekerjaan kami sebagai orangtua tidak memungkinkan selalu berada didekat anak. Tetapi, ini bisa saya anggap bahwa ORANGTUA HARUS BENAR-BENAR IN CHARGE DALAM MENDIDIK ANAK USIA 0-12 TAHUN karena masa ini adalah masa pendidikan karakter.
  • Anak adalah SUBJEK dan orangtua adalah fasilitatornya. Orangtua harus berusaha kuat dengan apapun apa yang ada untuk mendampingi/memfasilitasi agar anak berusaha atas usahanya sendiri. Anak bukan didikte, tetapi diarahkan dan diberi batasan yang prinsip saja. Sisanya biarkan dia mengembangkan idenya dan melaksanakan ide tersebut.
  • Dalam mengenalkan hal yang prinsip kepada seorang anak kecil, perlu mengenalkan “Hitam dan Putih” alias jelas mana batasan yang benar dan mana yang salah. Misal Sholat itu Harus, Babi itu Haram, dsb. Bukan area abu-abu dulu, misal kamu boleh sholat kecuali bla-bla-bla.
  • Masa kanak-kanak adalah masa eksplorasi. Saat seorang anak merasa ingin berpindah les atau sekolah dari tempat satu ke tempat lainnya, berikan pengertian ke anak bahwa anak boleh berpindah dengan syarat “high energy ending” alias boleh pindah selama sudah menorehkan prestasi di tempat tersebut (tempat asal), baru dia bisa pindah ke tempat tujuan.
  • Prinsip pendidikan karakter anak yang ditetapkan oleh orangtua Enes: Anak tidak akan menolak 3 hal, yaitu Dongeng, Bermain dan Hadiah. Dalam menerapkan 3 hal ini harus ada prinsip yang dijalankan secara tidak terpisah agar anak tidak hanya berorientasi pada hadiah saja tetapi agar lama kelamaan bisa berorientasi pada tujuan tindakannya (bukan hadianya) yaitu (1) pastikan anak mengetahui tujuan tindakannya dan goal nya, (2) selalu dampingi anak dengan memasukkan cerita-cerita positif dan energi positif dalam setiap kehidupan dia.

Dalam prakteknya, ortu Enes membuat semacam Buku Catatan Bintang yang mencatat setiap perbuatan positif yang ditargetkan dengan sejumlah bintang, misalnya sholat tepat waktu mendapat 2 bintang, sholat saja mendapat 1 bintang (yg ini contoh dari saya), dsb. Setelah mendapatkan sejumlah bintang, misal 100 bintang maka dia akan mendapatkan reward/hadiah (ini juga contoh dari saya).

  • Dirumah Enes tidak ada TV, tetapi itu pun setelah seluruh keluarga sepakat dengan tidak adanya TV dan faham konsep “mengapa lebih baik tidak ada TV dirumah” dan atas kesepakatan bersama, tidak adanya TV diganti dengan membuat perpustakaan pribadi secara bertahap dan program cerita bersama setiap bulan tentang buku apa yang sudah dibaca. 
  • Sering-seringlah berdiskusi dengan anak. Bingung dengan apa yang harus didiskusikan? mulailah dari hal-hal yang membuat anak tertarik, lalu secara konsisten, kembangkan setiap diskusi dari hal tersebut menjadi semakin detail dan semakin aplikatif. Lalu dorong anak untuk melaksanakan apa yang telah direncanakan dari diskusi tersebut. Hal ini tidak terjadi dalam waktu sehari, tetapi yang penting konsisten dan semakin dalam / detail. 

Misal, adek Enes (bernama Ara) menyukai sapi dan suka sekali minum susu. Perbincangan akan dimulai dari sana dan harus semakin detail misalnya hingga bagaimana merawat sapi, mengembangkan sapi dan membuat peternakan sapi, serta langkah apa saja yang harus dilakukan agar rencana tersebut tercapai, misalnya butuh apa saja dan siapa saja ahli yang bisa ditemui untuk melaksanakan hal itu. Lalu dampingi anak dan fasilitasilah untuk menjalankan hal-hal tersebut. (Wow, that is advance – Red)

  • Di dalam keluarga Enes, anak dibiarkan menggagas dan merencanakan membuat projectnya sendiri semenjak berumur 10 tahun. Didalam project tersebut, anggota keluarga harus menjadi bagian dari projectnya, dan penggagas program adalah leadernya. 

Project harus dievaluasi, direncanakan dan ada presentasi tentang apa yang akan dilakukan. Hanya saja, saya belum tahu, seperti apa presentasi yang diselenggarakan. Mereka juga menyebutnya sebagai “Raker” alis rapat kerja.

  • Sekali lagi….orangtua adalah fasilitator dan pembakar semangat. Bukan mendikte anak. Biarkan anak berkembang dengan keahliannya masing-masing. Pada keluarga Enes, mereka 3 bersaudara, yang disebut orang tuanya sebagai “Tiga Bintang”, karena masing-masing mempunyai kelebihannya dan keunikannya sendiri. Enes ceriwis ternyata akhirnya baik skali sbagai pembicara, Ara yang tenang dan hobi minum susu yang akhirnya menjalankan program desa Sapi nya, dan Elan yang sangat suka dengan berkuda dan menjadi atlet nasional berkuda.
  • Learning by doing ternyata sangat efektif. Anak (termasuk kita) harus diceburin langsung untuk merasakan rasanya “melakukan sendiri”. Datang ke seminar sendiri sejak kecil, dan hal-hal lainnya. Dengan catatan, anak sudah dibekali pengetahuan yang cukup untuk memulainya/melakukannya. Sebagai orangtua, setelah kita memberi bekal tersebut, dan mencoba menguji pengetahuannya (misal bertanya untuk mengetahui tingkat kesiapannya) maka kita bisa mulai mencobakan padanya dan memberikan kepercayaan padanya untuk memulainya. 
  • Semua orang pernah berbuat salah. Seperti banyak orang sudah bilang, Enes pun menyatakan: Tidak peduli berapa kalipun anda jatuh dan gagal, yang penting BERAPA KALI ANDA BANGKIT. 
  • Belajar dari keluarga Enes, penting untuk menyamakan frekuensi kedua orangtua untuk menyamakan misi dan visi positif dalam keluarga. Caranya adalah dengan menghadiri parenting bersama, melakukan hal-hal positif bersama dan semacamnya. Sehingga ayah dan ibu bisa menjadi motor penggerak yang efektif bagi anak-anaknya.

Andri Rizki Putra

  • Belajar dari keluarga Rizki, Ibu adalah peran penting dalam pendidikan karakternya. Jujur saya cuma sekali mendengar kata Ayah/Bapak sepanjang dia berbicara selama 2 jam itu, sedangkan dia selalu menyebut ibunya, ibunya, ibunya dan ibunya berkali-kali sebagai sosok yang amat membentuk dirinya dan bahkan dia menyebut Opungnya lebih banyak dibanding Ayahnya. Berhubung kurang tahu background keluarganya, saya merasa disini bisa jadi frekuensi kedua orangtuanya tidak begitu sama. Tetapi dukungan ibunya, yang kata Rizki adalah “pendengar yang baik” dan hubungan mereka yang sangat terbuka dan dua arah memberikan jalan kepada Rizki untuk berkembang. Rizki bukan anak dengan background sempurna, dan rizki melakukan kesalahan-kesalahan sebagaimana layaknya seorang manusia di jaman yang “Heboh dan Overshared” ini, seperti pernah minum alcohol dan beberapa yang tidak disebutkannya. Karena hubungan yang terbuka dengan Ibunya maka dia pun curhat kepada sang Ibu dan memang ibunya bilang “saya kecewa dengan apa yang sudah kamu perbuat” tapi juga bilang “tapi mama yakin dan sangat yakin kamu bisa memperbaikinya”. Energi ini yang membuat saat Rizki terpuruk selalu punya keyakinan bahwa dia bisa bangkit.
  • Rizki bilang tentang 5 Prinsip: Faith, love what you do, open minded, character, Ikhlas dan pasrah.

Faith : Yakin penuh pada kebenaran apa yang kita lakukan jika itu memang benar.
Love what you do : coba dan cari cara untuk menyukai apa anda lakukan, atau sebaliknya lakukan apa yang anda sukai dan fokuslah
Open minded : seseorang harus mau membuka diri dan mau dikritik. Bila dia tidak mau dikritik dan disalahkan berarti dia tidak mau berkembang.
Character : Saya lupa apa yang Rizki bilang tentang ini, tetapi pendidikan karakter harus kuat dan benar, sehingga apapun yang menerjangnya nantinya, dia akan bisa bertahan.
Ikhlas dan Pasrah : Kita tidak bisa mendikte takdir. Jadi bila kita sudah berusaha maksimal sepenuh usaha kita dan ternyata hasilnya tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan maka kita harus mengikhlaskan nya dan tetap mengevaluasi dan tetap melakukan yang terbaik.

  • Rizki sangat dominan otak kirinya. Sehingga dia harus selalu memplanning apapun yang dia buat. Tetapi, saat mengambil sebuah keputusan terutama keputusan vital atau penting, dia Ikuti kata hati setelah tentunya menimbang baik dan buruknya. 

Apapun yang awalnya baik (berasal dari kebaikan) maka yakinlah bahwa itu akan berakhir baik. Harus yakin tentang ini.
Jadi, meskipun itu rasanya kurang logis, bila hati sudah menyatakan benar, maka ikutilah.
Contoh di kehidupan rizki: saat dia memutuskan putus sekolah karena sekolahnya mendukung dan menggalakkan gerakan pembocoran soal UN untuk mempertahankan gelar "Sekolah berprestasi" rasanya sulit untuk diterima akalnya sendiri, tetapi hatinya mengatakan ini benar.--> bisa googling lebih lanjut ttg ceritanya

  • Banyak sekali kisah inspiratif dari Rizki. Yang saya perhatikan, Rizki fokus pada tujuan dan berjuang keras untuk mendapatkan tujuan itu. Meski apa yang dia fikirkan itu bisa jadi melawan arus, selama dia yakin pada hal itu, maka dia harus berjuang keras untuk mewujudkannya dan membuktikan kebenarannya.
  • Tidak ada yang instan. Semua butuh kerja keras dan waktu. 

Pada saat kita melawan arus, mungkin kita saat itu adalah orang biasa-biasa saja dan bukan orang berpengaruh sehingga tidak banyak yang percaya, bahkan merasa pesimis. Tetapi selama kita yakin dengan apa yang kita lakukan, maka lakukanlah dengan selalu menyiapkan 3 Hal : Goal tertinggi (misal masuk FH UI), Kemungkinan Kedua (misal Saya mencoba lagi tahun depan), dan Kemungkinan terburuk (misal saya harus mengulang sekolah SMA) --> Contoh tersebut berasal dari Rizki.

  • Harus berjuang sampai akhirnya apa yang kita yakini itu bisa tercapai dan betul-betul bermanfaat untuk orang, sehingga pada saat itu orang yang dahulu memandang rendah / pesimis pada ide kita bisa percaya.
  • Rizki membawahi sangat pentingnya networking. Seringkali orang pintar, tetapi rizki melihat, karena dia tidak bergaul maka ilmunya hanya untuk dirinya sendiri saja dan menjadi tidak bermanfaat. Maka networking menjadi suatu keharusan agar suatu ilmu menjadi bermanfaat bagi orang lain dan bahkan bagi orang banyak. --> Nah, ini kelemahan saya. Saya harus belajar banyak tentang ini. 


Semoga catatan ini bermanfaat dan bisa diamalkan terutama bagi diri saya dan keluarga kecil saya. Aamiin.

assalamu'alaikum....

hopefully this can be "something" for anybody